Poppins | Oleh Audrey Etantyo (00000042756) – Kelas A, Leonardo Adi Dharma Widya, S.Sn, M.Ds.)

Typeface Poppins, yang dilengkapi glyph sistem penulisan Latin dan Devanagari berdasarkan geometri (lingkaran), pertama diterbitkan pada tahun 2014. Poppins didesain oleh Indian Type Foundry, Jonny Pinhorn untuk tulisan Latin, dan Ninad Kale untuk tulisan Devanagari. Setelah itu, dengan variasi 18 styles, 5 weights dan 1014 glyphs, Google Fonts menyebarluaskannya sebagai free-to-use open-source fonts yang cocok digunakan pada media digital atau di interface karena legibility-nya yang tinggi. Dengan variasi weight-nya, typeface bisa digunakan dimanapun dari headlines sampai teks caption kecil.
Adanya ‘pop’ pada nama ‘Poppins’, memunculkan ide untuk membuat headlines dengan konsep menonjol. Karena itu, judul dibuat overlapping untuk memberi kesan dimensi lalu dimiringkan, diberi ketebalan dan diletakkan di bagian tengah poster agar menonjol. Selain itu, variasi weights pada Poppins disusun dekat untuk membuat gradasi yang sangat perlahan sehingga menunjukkan usaha desainer typeface pada aspek weights yang sangat terperinci.
Poppins juga mendukung dua sistem penulisan, yaitu Latin dan Devanagari, maka saya mengambil konsep dualism dengan warna gelap-terang. Devanagari sendiri adalah tulisan yang sering dikaitkan dengan kepercayaan ilahi, maka preview tulisan Devanagari diletakkan di bagian atas poster dan diberi sisi dualitas yang terang, sedangkan huruf Latin mengingatkan saya pada peradaban manusia sehingga diposisikan di bawah kiri dengan sisi dualitas gelap. Karena typeface disebarluaskan dengan Google Fonts, poster diberi skema warna dari logo Google Chrome, salah satu aplikasi terpopuler dari Google. Pemetaan warna juga diposisikan berdasarkan spiral pada logo Google Chrome, dengan bagian merah di atas, kuning di kanan, hijau di kiri lalu putih dan biru di tengah, sekaligus tambahan warna biru di bawah kiri untuk penyebaran warna yang konsisten.