Dengarkan Apa yang Perlu Didengarkan

Dengarkan Apa yang Perlu Didengarkan

Clemens Felix Setiyawan

Desain Komunikasi Visual
Universitas Multimedia Nusantara

Kadang kita tidak menggunakan telinga kita sebaik mungkin. Mulailah belajar mendengarkan apa yang perlu didengarkan.

Dengarkan Apa yang Perlu Didengarkan

Clemens Felix Setiyawan

Desain Komunikasi Visual
Universitas Negeri Surabaya

Kadang kita tidak menggunakan telinga kita sebaik mungkin. Mulailah belajar mendengarkan apa yang perlu didengarkan.

Are You Okay?

Are You Okay?

Helmi Fuadi

Pendidikan Seni Rupa 2008

Karya ini berangkat dari pandemi Covid-19 saat ini. Jika berbicara soal pandemic tentunya bukan hanya soal virus nya saja yang mematikan, melainkan juga dampak dari pandemi yang mampu merubah semua tatanan kehidupan kita. Dari mulai social distancing, physical distancing, work form home, sampai istilah lockdown. Mau tidak mau kita semua dituntut untuk cepat beradaptasi dalam beberapa situasi dan kodisi. Di antara itu semua pertanyaan soal kesehatan menjadi sangat sensitif. Menanyakan kabar bukan lagi menjadi basa-basi pertemanan tetapi menjadi kecurigaan. Are You Okay? Bermaksud untuk mengingatkan kembali dan mengajak untuk berfikir positif dan melewati peristiwa ini sebagai bekal di kehidupan mendatang.

Are You Okay?

Helmi Fuadi

Pendidikan Seni Rupa 2008

Karya ini berangkat dari pandemi Covid-19 saat ini. Jika berbicara soal pandemic tentunya bukan hanya soal virus nya saja yang mematikan, melainkan juga dampak dari pandemi yang mampu merubah semua tatanan kehidupan kita. Dari mulai social distancing, physical distancing, work form home, sampai istilah lockdown. Mau tidak mau kita semua dituntut untuk cepat beradaptasi dalam beberapa situasi dan kodisi. Di antara itu semua pertanyaan soal kesehatan menjadi sangat sensitif. Menanyakan kabar bukan lagi menjadi basa-basi pertemanan tetapi menjadi kecurigaan. Are You Okay? Bermaksud untuk mengingatkan kembali dan mengajak untuk berfikir positif dan melewati peristiwa ini sebagai bekal di kehidupan mendatang.

ANGGITA: Kebanggaan dalam Kesunyian

*Tekan gambar untuk melihat film lengkapnya

ANGGITA: Kebanggaan dalam Kesunyian

Albertus Julianto
Geovanno Mozes
Bimo Adhi P.
Natasya Manurung

Film 2017
Omah Art Films

Melihat ke dalam kehidupan pemain futsal tuli Indonesia, Anggita. Dia telah menjadikan Indonesia dikenal dalam olahraga futsal tuli secara internasional sebagai peringkat ke-3 dalam kompetisi futsal tuli se-Asia Pasific di Bangkok, Thailand. Dengan semua prestasinya, kita melihat lebih dalam hubungannya dengan sesama manusia dan orang-orang terdekatnya.

*Tekan gambar untuk melihat film lengkapnya

ANGGITA: Kebanggaan dalam Kesunyian

Albertus Julianto
Geovanno Mozes
Bimo Adhi P.
Natasya Manurung

Film 2017
Omah Art Films

Melihat ke dalam kehidupan pemain futsal tuli Indonesia, Anggita. Dia telah menjadikan Indonesia dikenal dalam olahraga futsal tuli secara internasional sebagai peringkat ke-3 dalam kompetisi futsal tuli se-Asia Pasific di Bangkok, Thailand. Dengan semua prestasinya, kita melihat lebih dalam hubungannya dengan sesama manusia dan orang-orang terdekatnya.

Sömbra

*Tekan gambar untuk melihat gambar bergerak

Sömbra

Prima Murti Rane Singgih,S.Sn., M.Ds
Tamariska Disa Nugroho

DKV 2018
UMN

Sömbra

“Pada hakikatnya kita semua menuju cahaya yang sama.

Namun kita terlalu banyak kita bertemu kelam.

Dalam upaya mengingat kembali cahaya, kita mencoba menghindari kelam.

Padahal kelam ada sebagai petanda, cahaya yang kita cari ada di ujung sana.

Hadapi kelam-mu, satu satu.

Temui, lalui.”

Dalam karya ini dua manusia sedang mencoba menemui emosi gelap dalam jiwa. Disa dan Prima, memberanikan diri menemui kelam yang biasanya dihindari. Dalam dialog-dialog reflektif kedua seniman ini menemukan gelap yang sama-yang terbentuk dari rasa terkhianati.

Mereka mengolah rasa dalam rupa dengan kolaborasi lintas ruang isolasi masing-masing. Karya ini lantas dikerjakan secara estafet dalam beberapa metode: ink on paper, digital coloring, lalu animasi sederhana. Penggunaan pola abstrak merefleksikan perasaan negatif yang kadang tidak bisa disusun.

*Tekan gambar untuk melihat gambar bergerak

Sömbra

Prima Murti Rane Singgih,S.Sn., M.Ds
Tamariska Disa Nugroho

DKV 2018
UMN

Sömbra

“Pada hakikatnya kita semua menuju cahaya yang sama.

Namun kita terlalu banyak kita bertemu kelam.

Dalam upaya mengingat kembali cahaya, kita mencoba menghindari kelam.

Padahal kelam ada sebagai petanda, cahaya yang kita cari ada di ujung sana.

Hadapi kelam-mu, satu satu.

Temui, lalui.”

Dalam karya ini dua manusia sedang mencoba menemui emosi gelap dalam jiwa. Disa dan Prima, memberanikan diri menemui kelam yang biasanya dihindari. Dalam dialog-dialog reflektif kedua seniman ini menemukan gelap yang sama-yang terbentuk dari rasa terkhianati.

Mereka mengolah rasa dalam rupa dengan kolaborasi lintas ruang isolasi masing-masing. Karya ini lantas dikerjakan secara estafet dalam beberapa metode: ink on paper, digital coloring, lalu animasi sederhana. Penggunaan pola abstrak merefleksikan perasaan negatif yang kadang tidak bisa disusun.

Catalog Toyota Hilux

Catalog Toyota Hilux

Edo Tirtadarma

Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara

Toyota Hilux Promotional Catalogue, Jasa Marga Annual Report, Baruna Dirga Dharma Annual Report, PT Cowell Annual Report.

Catalog Toyota Hilux

Edo Tirtadarma

Desain Komunikasi Visual Universitas Multimedia Nusantara

Toyota Hilux Promotional Catalogue, Jasa Marga Annual Report, Baruna Dirga Dharma Annual Report, PT Cowell Annual Report.

Wajah Potensi Kerjasama Perdagangan Indonesia melalui ITPC ( Indonesia Trade & Promotion Center)

Wajah Potensi Kerjasama Perdagangan Indonesia melalui ITPC ( Indonesia Trade & Promotion Center)

Darfi Rizkavirwan

Desain Komunikasi Visual
Universitas Multimedia Nusantara

ITPC sebagai entitas ruang pajang indonesia di Luar negeri dalam hal potensi kerjasama perdagangan. Pada perjalanannya, ITPC sekarang ini diharapkan menjadi tulang punggung pendongkrak ekonomi sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo. ITPC saat ini dirasa belum optimal menjadi wajah etalase dagang Indonesia dikarenakan ITPC disetiap negara tujuan dianggap tidak terkoneksi antar sesama ITPC diseluruh dunia. Maka dari itu dengan pergantian wajah dan menyeragamkan identitas diharapkan akan menjadi titik balik menuju ITPC yang profesional dan menjadi mitra dagang penting bagi negara tujuan. Karya ini merupakan salah satu dari 4 finalis kegiatan Loka Rancang ITPC yang di adakan oleh Kementerian Perdagangan RI.

Wajah Potensi Kerjasama Perdagangan Indonesia melalui ITPC ( Indonesia Trade & Promotion Center)

Darfi Rizkavirwan

Desain Komunikasi Visual
Universitas Multimedia Nusantara

ITPC sebagai entitas ruang pajang indonesia di Luar negeri dalam hal potensi kerjasama perdagangan. Pada perjalanannya, ITPC sekarang ini diharapkan menjadi tulang punggung pendongkrak ekonomi sesuai dengan instruksi Presiden RI Joko Widodo. ITPC saat ini dirasa belum optimal menjadi wajah etalase dagang Indonesia dikarenakan ITPC disetiap negara tujuan dianggap tidak terkoneksi antar sesama ITPC diseluruh dunia. Maka dari itu dengan pergantian wajah dan menyeragamkan identitas diharapkan akan menjadi titik balik menuju ITPC yang profesional dan menjadi mitra dagang penting bagi negara tujuan. Karya ini merupakan salah satu dari 4 finalis kegiatan Loka Rancang ITPC yang di adakan oleh Kementerian Perdagangan RI.

Tetap Berjuang di Masa Pandemic

Tetap Berjuang di Masa Pandemic

Juliana Fransika

2018

‘Yuk semangArt belajar menerima keadaan di masa pandemic’

Tetap Berjuang di Masa Pandemic

Juliana Fransika

2018

‘Yuk semangArt belajar menerima keadaan dimasa pandemic’

Siklus Perjalanan Hidup

Siklus Perjalanan Hidup

Astried Dwi Astuti

Arsitektur 1998

Quadriptych menggambarkan perjalanan jiwa dalam menghadapi perubahan kehidupan. Dimulai dari awal perjalanan meninggalkan hal-hal yang familiar, mengalami tantangan dimana dunia terlihat mengerikan sampai mencapai tujuan ketika kehidupan kembali menjadi status quo, mencapai tujuan. Tapi siklus tidak berakhir disini, karena akan selalu ada tujuan baru, perjalanan baru.

Siklus Perjalanan Hidup

Astried Dwi Astuti

Arsitektur 1998

Quadriptych menggambarkan perjalanan jiwa dalam menghadapi perubahan kehidupan. Dimulai dari awal perjalanan meninggalkan hal-hal yang familiar, mengalami tantangan dimana dunia terlihat mengerikan sampai mencapai tujuan ketika kehidupan kembali menjadi status quo, mencapai tujuan. Tapi siklus tidak berakhir disini, karena akan selalu ada tujuan baru, perjalanan baru.

Orang-Orang Bahaduri dalam Baiti

Orang-Orang Bahaduri dalam Baiti

Yuda Optiffiny Okta Putra

Seni Rupa 2015
STSRD VISI Yogyakarta

Karya 2 dimensioanal ini dikerjakan menggunakan siasat upcycle dengan mendayagunakan medium kulit telur, tanah, sari kunyit, dan semen. Secara teknik karya ini menggunakan semacam teknik mozaik, yakni menoreh beberapa medium tersebut di atas kanvas. Pada prosesnya sendiri menyajikan semacam media terapeutik serta sebagai ruang meditatif : bagi tipikal kehidupan modern yang serba cepat dan instan. Di sisi lain, secara empirik mengajak saya ke sebuah ekstase yang paling asing, dimana proses kekaryaan semacam itu memaksa saya untuk berkhidmat dengan kerja-kerja seni yang panjang, lambat, dan abstrak.

Orang-Orang Bahaduri dalam Baiti

Yuda Optiffiny Okta Putra

Seni Rupa 2015
STSRD VISI Yogyakarta

Karya 2 dimensioanal ini dikerjakan menggunakan siasat upcycle dengan mendayagunakan medium kulit telur, tanah, sari kunyit, dan semen. Secara teknik karya ini menggunakan semacam teknik mozaik, yakni menoreh beberapa medium tersebut di atas kanvas. Pada prosesnya sendiri menyajikan semacam media terapeutik serta sebagai ruang meditatif : bagi tipikal kehidupan modern yang serba cepat dan instan. Di sisi lain, secara empirik mengajak saya ke sebuah ekstase yang paling asing, dimana proses kekaryaan semacam itu memaksa saya untuk berkhidmat dengan kerja-kerja seni yang panjang, lambat, dan abstrak.

Asa Karsa serta Sejagad Semasa

Asa Karsa serta Sejagad Semasa

Amrul Athabiq
Farhan Rizki Fauzi
Fonem

D-3 Komunikasi Broadcast 2016
Universitas Sebelas Maret

Farhan Rizki Fauzi dan Amrul Athabiq mencoba menggali apa yang ada dalam diri mereka dan menemukan sebuah pola yang apabila dikaitkan dengan sains akan sejalan dengan teori milik Sigmund Freud tentang Id, Ego, dan Superego. Menurut Freud, tiga hal ini (Id, Ego, Superego) adalah fungi dasar dalam pikiran yang akan mengontrol pikiran manusia. Id berada di alam bawah sadar yang memunculkan keinginan/mendapatkan sesuatu, Ego secara sadar akan mencari cara untuk merealisasikan tuntutan dari Id, dan Superego yang sebagian berada dalam alam sadar dan sebagian lain dalam alam tidak sadar akan mengekang tuntutan Id sekaligus memaksa Ego untuk bertindak sesuai dengan prinsip moral. Farhan dan Amrul, dua manusia dengan latar belakang geografis berbeda, yang secara otomatis memiliki latar belakang kebudayaan dan norma masyarakat yang juga berbeda, menggali diri mereka sendiri dan menemui pola-pola yang sama. Sering kali Farhan dan Amrul merasa telah melakukan hal yang benar dan sesuai keinginan, namun di tengah perjalanan terbentur superego mereka, bahwa mereka bukan siapa-siapa, tidak mampu berbuat banyak hal, dan menyadari mereka hanya satu dari sekian juta populasi manusia yang hidup di bumi dengan ambisi yang sama. Pola ini terjadi berulang kali.

Asa Karsa serta Sejagad Semasa

Amrul Athabiq
Farhan Rizki Fauzi
Fonem

D-3 Komunikasi Broadcast 2016
Universitas Sebelas Maret

Farhan Rizki Fauzi dan Amrul Athabiq mencoba menggali apa yang ada dalam diri mereka dan menemukan sebuah pola yang apabila dikaitkan dengan sains akan sejalan dengan teori milik Sigmund Freud tentang Id, Ego, dan Superego. Menurut Freud, tiga hal ini (Id, Ego, Superego) adalah fungi dasar dalam pikiran yang akan mengontrol pikiran manusia. Id berada di alam bawah sadar yang memunculkan keinginan/mendapatkan sesuatu, Ego secara sadar akan mencari cara untuk merealisasikan tuntutan dari Id, dan Superego yang sebagian berada dalam alam sadar dan sebagian lain dalam alam tidak sadar akan mengekang tuntutan Id sekaligus memaksa Ego untuk bertindak sesuai dengan prinsip moral. Farhan dan Amrul, dua manusia dengan latar belakang geografis berbeda, yang secara otomatis memiliki latar belakang kebudayaan dan norma masyarakat yang juga berbeda, menggali diri mereka sendiri dan menemui pola-pola yang sama. Sering kali Farhan dan Amrul merasa telah melakukan hal yang benar dan sesuai keinginan, namun di tengah perjalanan terbentur superego mereka, bahwa mereka bukan siapa-siapa, tidak mampu berbuat banyak hal, dan menyadari mereka hanya satu dari sekian juta populasi manusia yang hidup di bumi dengan ambisi yang sama. Pola ini terjadi berulang kali.