Stockholm Syndrome, gangguan psikologis yang dialami oleh korban sandera atau penculikan sehingga merasa aman atau bersimpati kepada penculiknya.

Karya ini mengilustrasikan salah satu penyakit menular yang berbahaya yaitu HIV. Penggambaran retakan, dan butiran badan yang mengidentifikasi kehancuran dari penderita. Penularan penyakit digambarkan dengan berbagai macam injeksi jarum suntik. Karya ini memberikan efek kehancuran, kegelapan, dan kematian. Semakin banyak jumlah suntikan menunjukan tanda kematian yang akan semakin cepat. Dengan keping-keping darah yang menjadi salah satu media penyebaran virus ini dalam tubuh manusia. 

Karya ini menggambarkan sebuah kekurangan yang dimiliki setiap manusia. POV terletak pada sosok tokoh yang ada di bagian tengah, dimana tokoh tersebut menggambarkan setiap manusia yang terkadang malu dan takut akan kekurangannya. Beberapa orang bahkan hanya bisa menangis dan menyalahkan dunia, dimana seharusnya kita berusaha untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Setiap tetes air mata (emas) itu merupakan tenaga yang berharga dan seharusnya kita simpan dan dihabiskan untuk hal-hal yang lebih penting.

Personifikasi dari penyakit bulimia; roti isi saat dilihat dan dimakan enak, tetapi jika dimuntahkan tidak bukan? Inilah Bulimia, dimana penampilan indah bagi seseorang ditentukan oleh pengukur badan dan muntahan.

Rosacea adalah penyakit kulit kronis yang menyebabkan kulit terlihat sangat merah bahkan terkadang muncul bintik-bintik merah, benjolan bernanah mirip jerawat, dan pembuluh darah yang Nampak di permukaan kulit. Biasanya terjadi di kulit bagian wajah (dahi, hidung, pipi, dan dagu) dan terkadang hingga ke kulit badan. Penyakit ini seringkali disebabkan oleh genetik. Gaya visual yang digunakan terinspirasi oleh gaya art nouveau milik Alphonse Mucha. Teknik visualisasi yang digunakan adalah gabungan antara digital painting dan vektor. Figur perempuan, mawar, tangan-tangan manusia, dan daun-daun digambar dengan teknik digital painting. Sedangkan background mandala dibuat menggunakan teknik vektor. Makna karya ini yaitu meskipun merasa sakit, tidak percaya diri, dan sedih karena hinaan yang diterima akibat kondisi kulitnya, penderita rosacea tetap kuat dan cantik.

Semua mahasiswa tentu mengharapkan masa depan yang cerah meskipun mereka harus pergi jauh untuk menempuh pendidikan. Meninggalkan rumah tentu tidak mudah bagi beberapa mahasiswa, tidak lupa orang tua yang khawatir akan hidup anaknya disana. Ilustrasi ini menggambarkan kehidupan mahasiswa yang harus merantau untuk menempuh pendidikan secara metafora, menggambarkan mahasiswa dalam bentuk mainan yang dilengkapi beberapa pernak pernik.

Karya merupakan sebuah visualisasi dari disorder/ gangguan/ ketakutan terhadap warna-warna yang cerah. Ketakutan ini digambarkan melalui ekspresi wajah yang berada di tengah, tangan warna-warni yang berada di sekitar wajah melambangkan warna-warna cerah yang menjadi ketakutan dari penderita. Tangan tersebut memberi gestur yang seperti melecehkan, untuk menunjukkan kesan yang lebih tidak nyaman (uneasy, uncomfortable)

Karya ini mengambil tema “Social Anxiety Disorder” yang bisa saja dialami oleh orang di sekitar  kita. Di dalam karya ini menggambarkan “keresahan” penderita yang mengalami social anxiety di sebuah acara sampai-sampai dirinya memakai akuarium sebagai helm untuk menampung keringat yang berlebihan. Dalam karya ini, digunakan majas hiperbola pada jumlah keringat yang dihasilkan oleh penderita Social Anxiety Disorder.

Penderita Amnesia merasakan banyak hal selain kehilangan. Mereka dapat merasa diambang kenyataan dan khayalan, bahkan merasa diantara hidup dan mati. Amnesia bukan hanya menyebabkan kehilangan memori atau ingatan, tetapi juga mengguncang emosi dan perasaan.

Epilepsy merupakan salah satu penyakit fisik yang terjadi terhadap aktivitas otak yang dapat menyebabkan kejang. Menggunakan majas hiperbola, saya ingin menggambarkan perasaan seseorang saat mengalami kejang akibat epilepsi dengan warna-warna cerah yang saling bertabrakan dibantu dengan beberapa ornamen garis.