Saat ini perkembangan teknologi di era digital bertumbuh semakin pesat dari hari ke hari, bulan ke bulan hingga ke tahun ke depannya. Secara tidak langsung penggunaan teknologi ini meningkat tajam. Meningkatnya perkembangan teknologi yang semakin cepat ini membuat teknologi ini berdampak terhadap banyak bidang, dan manusia menjadi lebih bergantung dengan teknologi pada masa sekarang. Saya terinspirasi dari perjalanan perkembangan teknologi yang dipadukan dengan konsep vintage. Objek sepatu disitu merupakan objek utama yang menggambarkan perjalanan. Lalu saya menambahkan beberapa alat elektronik yang berpengaruh besar dalam langkah awal dari perkembangan teknologi.

Ungkapan mata adalah jendela jiwa adalah gagasan bahwa Anda dapat memahami emosi dan terkadang pikiran seseorang dengan melihat matanya. Sebuah mata  merupakan organ sensorik simbolis yang paling penting. Mereka dapat mewakili kewaskitaan, kemahatahuan, dan/atau pintu gerbang ke dalam jiwa. Kualitas lain yang biasanya dikaitkan dengan mata adalah kecerdasan, cahaya, kewaspadaan, hati nurani moral, dan kebenaran. Menatap mata seseorang adalah kebiasaan kejujuran orang barat. Itulah yang saya  coba untuk sampaikan dalam karya ini, saya membuatnya menggunakan berbagai objek untuk membentuk mata.

Karya ini merupakan sebuah gambaran manusia dalam memperoleh sebuah kebahagiaan hidup. Kebahagiaan hidup tersebut bisa berupa apa saja, namun saya lambangkan dengan sebuah cahaya yang terang dan hangat di antara kegelapan. Setiap orang yang ingin memperoleh kebahagiaan hidup membutuhkan usaha yang lebih dan tentunya akan banyak sekali persaingan untuk menggapai dan juga keluar dari “penjara” hidup dan memperoleh kebahagiaan tersebut. Namun persaingan tersebut akan menjadi sebuah ironi, karena jika terlalu fokus akan persaingan tersebut kita akan justru tetap terpenjara dan tidak akan mendapatkan pencerahan yang sesungguhnya. Tidak akan ada pencerahan yang akan kita peroleh dan hanya akan ada semak belukar dan tumbuhan mati yang mengitari kehidupan kita.

Nirmana tersebut merupakan gabungan antara nirmana geometris dan non geometris.

Nirmana geometris – campuran – non – geometris.

Kiri: Nirmana dengan warna pastel cerah seperti biru, jingga dan merah disusun dengan menggunakan bentuk-bentuk geometri seperti elips, trapesium, persegi, segitiga, lingkaran. 

Tengah: Nirmana dengan warna cerah seperti hijau, jingga dan merah muda disusun dengan menggunakan gabungan bentuk geometri dan non-geometri seperti persegi, segitiga, lingkaran, bentuk daun, bentuk awan. 

Kanan: Nirmana dengan warna cerah seperti hijau, kuning, jingga ungu, dan biru muda disusun dengan menggunakan gabungan bentuk non-geometri membentuk seperti sayap kupu-kupu.

Nirmana ini menceritakan mengenai proses kreasi, eksplorasi, dan eksploitasi fauna. Fauna yang sebelumnya hidup dalam harmoni dan selaras dengan alam, kini terancam dan menjadi objek koleksi atau trophy semata. Hitam putih melambangkan awal proses kreasi, warna-warna analogus dan monokromatik melambangkan keselarasan dan harmoni, serta warna-warna komplementer melambangkan adanya ancaman.

Melalui karya ini, saya ingin merepresentasikan koneksi manusia lewat media buku. Dimana sekarang kita di zaman yang dekat menjadi jauh, yang jauh makin jauh. 

Kenapa buku? Buku dapat menjadi simbol kecil hubungan manusia seperti, contoh kecil saling bertukar pinjam buku novel dengan teman, hal kecil seperti itu sudah membuat kita bisa menjadi hubungan koneksi dengan orang lain.

Media selain buku ada juga benang. Karena ‘benang merah’ biasa dikaitkan dengan koneksi kita terhadap orang lain. 

Tugas Akhir semester Asemblage: kehidupan ini menggabungkan kehidupan lingkungan yang penuh jiwa keras dengan identitas saya sebagai kaum minoritas dimana saya menuliskan nama saya (卓胜雄) dan saya repetisi sebagai lambang bahwa identitas saya ini akan terus terikat sampai akhirat. karya ini mencoba mereplikasi speaker dan batu nisan karena saya pecinta music.

Tugas ujian akhir semester Asemblage: kehidupan ini menggabungkan kehidupan lingkungan yang penuh jiwa keras dengan identitas saya sebagai kaum minoritas dimana saya menuliskan nama saya (卓胜雄) dan saya repetisi sebagai lambang bahwa identitas saya ini akan terus terikat sampai akhirat. Karya ini mencoba mereplikasi speaker dan batu nisan karena saya pecinta music.